NIM: 10SP277042
PRODI:S1 KEPERAWATAN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH
SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad
XV-VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno merupakan
zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai sekarang,
namun masih menggunakan batu sebagai peralatan. Adapun sisa peradaban manusia
yang ditemukan pada zaman ini antara lain: peralatan dari batu, tulang belulang
hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar di gua-gua, tempat-tempat
penguburan dan tulang belulang manusia purba. Pada zaman ini ditemukan pula
alat-alat yang mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan
pembelah, alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dan lain-lain.
Benda-benda tersebut terus mengalami perbaikan dan kemajuan dalam proses trial
and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan waktu lama. Antara
abad XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk
membuat peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat
dilihat melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani,
Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan Eropa, dimana perkembangan terhadap
teknik yang diterapkan di Eropa, Cina pada abad ke XV SM telah mengembangkan
teknik peralatan perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada
abad ke V SM. India memberikan perkembangan yang besar dalam perkembangan
matematika dengan penemuan bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi
oleh raja Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak
perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.
b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II
SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai
zaman keemasan filasafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pada masa ini, Yunani dianggap sebagai
gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Masa
itu telah merangsang orang untuk bersikap senang menyelidiki sesuatu secara
kritis, sehingga banyak menghasilkan ahli pikir, seperti:
Ø Thales: mengemukakan bahwa alam
semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air.
Ø Pythagoras, yang terkenal
sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur serta dikenal pula dengan penemuannya
tentang ilmu ukur aritmatik.
Ø Herakleitos: berpendapat bahwa
api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena
menurutnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia
alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap
definit atau sempurna.
Ø Parmenides: adalah filsuf
pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut “metafisika”. Pendapat
Parmenides yang terkenal adalah “yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates: sumber utama untuk
menentukan pikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah muridnya yang
bernama Plato. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah metode yang dikenal
dengan Maicutike Telehne (Ilmu Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk
melahirkan kebenaran.
Ø Democritus: dikenal debagai
Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini
sesungguhnya terdiri atas atom-atom yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Ø Plato: adalah filsuf yang
pertama kali membangkitkan persoalan Being (ada) dan mempertentangkannya dengan
Becoming (hal menjadi). Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan
pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta,
hasrat, kesamaan dan kesatuan.
Ø Aristoteles: adalah murid Plato
yang meneruskan sekaligus menolak ajaran Plato, dan ajarannya dapat diklasifikasikan
ke dalam tiga bidang:
i. Metafisika: adalah studi
tentang “ada sebagai ada”, yang lebih komprehensif dan fundamental dari ilmu
pengetahuan.
ii. Logika: penarikan kesimpulan
berdasarkan susunan pikir (Syllogisme).
iii. Biologi: pengamatan untuk
pembuktian kebenaran pada ilmu-ilmu empirik.
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman Pertengahan (Midle Age)
ditandai dengan tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam,
terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan
astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan
sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah
medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan
penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
i. Menerjemahkan peninggalan
bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti
sekarang ini.
ii. Memperluas pengamatan dalam
lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan
ilmu tumbuh-tumbuhan.
iii. Menegaskan sistem desimal
dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan
Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa
karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium,
Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada
kebudayaan Eropa.
d. Zaman Renaissance (Abad
XIV-XVII M)
“Renaissance” berarti kelahiran
kembali. Zaman Renaissance pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika
kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada
zaman ini, pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Pada zaman Renaissance
ini ilmu pengetahuan sudah berkembang, dari tokoh-tokoh seperti :
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
ii. Corpenicus (1473-1543),
terkenal dengan pendapatnya “Heliosentris”, yaitu bahwa bumi dan semua planet
bergerak mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat.
iii. Tycho Brahe (1546-1601),
yang merupakan penemu benda-benda angkasa, yang membuktikan benda-benda angkasa
tersebut terapung bebas dalam ruang angkasa.
iv. Johannes Keppler (1571-1630),
sebagai ahli matematika, namun melanjutkan penelitian dari Brahe tentang gerak
benda-benda angkasa.
v. Galileo Galilei (1546-1642),
menciptakan sebuah teropong bintang terbesar yang dapat mengamati beberapa peristiwa
angkasa secara langsung.
e. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)
Zaman ini sudah mulai pada abad
XIV yaitu pada zaman Renaissance, yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan
ilmu pengetahuan, berarti ilmu pengetahuan berkembang baik pada masa ini.
Tokoh-tokoh pada zaman ini antara lain :
i. Rene Descrates (1596-1650),
yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti yang
menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
ii. Issac Newton (1643-1727),
yang menemukan beberapa bidang, seperti: 1) Teori Gravitasi, 2) Perhitungan
kalkulus, dan 3) Metode tentang Optika.
iii. Charles Darwin, yang
berpendapat bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki
peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, dan sebaliknya
pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
iv. J.J. Thompson (1897),
menemukan elektron yang merutuhkan teori bahwa atom adalah meteri terkecil.
Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.
f. Zaman Kontemporer (Abad
XX-sekarang)
Pada zaman ini, Fisika menempati
kedudukan yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para
Filsuf. Menurut Trout (1993), fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan
yang subyek materinya mengandung unsur-unsur fisika dengan filsafat secara
historis menurutnya terlihat dalam dua cara, yaitu:
Ø Diskusi filosofis mengenai
metode-metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang
fisika.
Ø Ajaran filsafat tradisional
yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang dan waktu.
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam NAMA: USEP BENI HUSAENI
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam
NIM: 10SP277042
PRODI:S1 KEPERAWATAN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH
SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad
XV-VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno merupakan
zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai sekarang,
namun masih menggunakan batu sebagai peralatan. Adapun sisa peradaban manusia
yang ditemukan pada zaman ini antara lain: peralatan dari batu, tulang belulang
hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar di gua-gua, tempat-tempat
penguburan dan tulang belulang manusia purba. Pada zaman ini ditemukan pula
alat-alat yang mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan
pembelah, alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dan lain-lain.
Benda-benda tersebut terus mengalami perbaikan dan kemajuan dalam proses trial
and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan waktu lama. Antara
abad XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk
membuat peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat
dilihat melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani,
Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan Eropa, dimana perkembangan terhadap
teknik yang diterapkan di Eropa, Cina pada abad ke XV SM telah mengembangkan
teknik peralatan perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada
abad ke V SM. India memberikan perkembangan yang besar dalam perkembangan
matematika dengan penemuan bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi
oleh raja Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak
perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.
b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II
SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai
zaman keemasan filasafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pada masa ini, Yunani dianggap sebagai
gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Masa
itu telah merangsang orang untuk bersikap senang menyelidiki sesuatu secara
kritis, sehingga banyak menghasilkan ahli pikir, seperti:
Ø Thales: mengemukakan bahwa alam
semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air.
Ø Pythagoras, yang terkenal
sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur serta dikenal pula dengan penemuannya
tentang ilmu ukur aritmatik.
Ø Herakleitos: berpendapat bahwa
api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena
menurutnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia
alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap
definit atau sempurna.
Ø Parmenides: adalah filsuf
pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut “metafisika”. Pendapat
Parmenides yang terkenal adalah “yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates: sumber utama untuk
menentukan pikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah muridnya yang
bernama Plato. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah metode yang dikenal
dengan Maicutike Telehne (Ilmu Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk
melahirkan kebenaran.
Ø Democritus: dikenal debagai
Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini
sesungguhnya terdiri atas atom-atom yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Ø Plato: adalah filsuf yang
pertama kali membangkitkan persoalan Being (ada) dan mempertentangkannya dengan
Becoming (hal menjadi). Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan
pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta,
hasrat, kesamaan dan kesatuan.
Ø Aristoteles: adalah murid Plato
yang meneruskan sekaligus menolak ajaran Plato, dan ajarannya dapat diklasifikasikan
ke dalam tiga bidang:
i. Metafisika: adalah studi
tentang “ada sebagai ada”, yang lebih komprehensif dan fundamental dari ilmu
pengetahuan.
ii. Logika: penarikan kesimpulan
berdasarkan susunan pikir (Syllogisme).
iii. Biologi: pengamatan untuk
pembuktian kebenaran pada ilmu-ilmu empirik.
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman Pertengahan (Midle Age)
ditandai dengan tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam,
terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan
astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan
sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah
medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan
penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
i. Menerjemahkan peninggalan
bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti
sekarang ini.
ii. Memperluas pengamatan dalam
lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan
ilmu tumbuh-tumbuhan.
iii. Menegaskan sistem desimal
dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan
Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa
karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium,
Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada
kebudayaan Eropa.
d. Zaman Renaissance (Abad
XIV-XVII M)
“Renaissance” berarti kelahiran
kembali. Zaman Renaissance pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika
kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada
zaman ini, pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Pada zaman Renaissance
ini ilmu pengetahuan sudah berkembang, dari tokoh-tokoh seperti :
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
ii. Corpenicus (1473-1543),
terkenal dengan pendapatnya “Heliosentris”, yaitu bahwa bumi dan semua planet
bergerak mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat.
iii. Tycho Brahe (1546-1601),
yang merupakan penemu benda-benda angkasa, yang membuktikan benda-benda angkasa
tersebut terapung bebas dalam ruang angkasa.
iv. Johannes Keppler (1571-1630),
sebagai ahli matematika, namun melanjutkan penelitian dari Brahe tentang gerak
benda-benda angkasa.
v. Galileo Galilei (1546-1642),
menciptakan sebuah teropong bintang terbesar yang dapat mengamati beberapa peristiwa
angkasa secara langsung.
e. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)
Zaman ini sudah mulai pada abad
XIV yaitu pada zaman Renaissance, yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan
ilmu pengetahuan, berarti ilmu pengetahuan berkembang baik pada masa ini.
Tokoh-tokoh pada zaman ini antara lain :
i. Rene Descrates (1596-1650),
yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti yang
menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
ii. Issac Newton (1643-1727),
yang menemukan beberapa bidang, seperti: 1) Teori Gravitasi, 2) Perhitungan
kalkulus, dan 3) Metode tentang Optika.
iii. Charles Darwin, yang
berpendapat bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki
peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, dan sebaliknya
pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
iv. J.J. Thompson (1897),
menemukan elektron yang merutuhkan teori bahwa atom adalah meteri terkecil.
Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.
f. Zaman Kontemporer (Abad
XX-sekarang)
Pada zaman ini, Fisika menempati
kedudukan yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para
Filsuf. Menurut Trout (1993), fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan
yang subyek materinya mengandung unsur-unsur fisika dengan filsafat secara
historis menurutnya terlihat dalam dua cara, yaitu:
Ø Diskusi filosofis mengenai
metode-metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang
fisika.
Ø Ajaran filsafat tradisional
yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang dan waktu.
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam NAMA: USEP BENI HUSAENI
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam
NIM: 10SP277042
PRODI:S1 KEPERAWATAN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH
SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad
XV-VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno merupakan
zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai sekarang,
namun masih menggunakan batu sebagai peralatan. Adapun sisa peradaban manusia
yang ditemukan pada zaman ini antara lain: peralatan dari batu, tulang belulang
hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar di gua-gua, tempat-tempat
penguburan dan tulang belulang manusia purba. Pada zaman ini ditemukan pula
alat-alat yang mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan
pembelah, alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dan lain-lain.
Benda-benda tersebut terus mengalami perbaikan dan kemajuan dalam proses trial
and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan waktu lama. Antara
abad XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk
membuat peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat
dilihat melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani,
Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan Eropa, dimana perkembangan terhadap
teknik yang diterapkan di Eropa, Cina pada abad ke XV SM telah mengembangkan
teknik peralatan perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada
abad ke V SM. India memberikan perkembangan yang besar dalam perkembangan
matematika dengan penemuan bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi
oleh raja Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak
perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.
b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II
SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai
zaman keemasan filasafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pada masa ini, Yunani dianggap sebagai
gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Masa
itu telah merangsang orang untuk bersikap senang menyelidiki sesuatu secara
kritis, sehingga banyak menghasilkan ahli pikir, seperti:
Ø Thales: mengemukakan bahwa alam
semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air.
Ø Pythagoras, yang terkenal
sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur serta dikenal pula dengan penemuannya
tentang ilmu ukur aritmatik.
Ø Herakleitos: berpendapat bahwa
api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena
menurutnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia
alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap
definit atau sempurna.
Ø Parmenides: adalah filsuf
pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut “metafisika”. Pendapat
Parmenides yang terkenal adalah “yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates: sumber utama untuk
menentukan pikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah muridnya yang
bernama Plato. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah metode yang dikenal
dengan Maicutike Telehne (Ilmu Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk
melahirkan kebenaran.
Ø Democritus: dikenal debagai
Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini
sesungguhnya terdiri atas atom-atom yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Ø Plato: adalah filsuf yang
pertama kali membangkitkan persoalan Being (ada) dan mempertentangkannya dengan
Becoming (hal menjadi). Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan
pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta,
hasrat, kesamaan dan kesatuan.
Ø Aristoteles: adalah murid Plato
yang meneruskan sekaligus menolak ajaran Plato, dan ajarannya dapat diklasifikasikan
ke dalam tiga bidang:
i. Metafisika: adalah studi
tentang “ada sebagai ada”, yang lebih komprehensif dan fundamental dari ilmu
pengetahuan.
ii. Logika: penarikan kesimpulan
berdasarkan susunan pikir (Syllogisme).
iii. Biologi: pengamatan untuk
pembuktian kebenaran pada ilmu-ilmu empirik.
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman Pertengahan (Midle Age)
ditandai dengan tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam,
terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan
astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan
sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah
medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan
penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
i. Menerjemahkan peninggalan
bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti
sekarang ini.
ii. Memperluas pengamatan dalam
lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan
ilmu tumbuh-tumbuhan.
iii. Menegaskan sistem desimal
dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan
Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa
karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium,
Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada
kebudayaan Eropa.
d. Zaman Renaissance (Abad
XIV-XVII M)
“Renaissance” berarti kelahiran
kembali. Zaman Renaissance pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika
kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada
zaman ini, pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Pada zaman Renaissance
ini ilmu pengetahuan sudah berkembang, dari tokoh-tokoh seperti :
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
ii. Corpenicus (1473-1543),
terkenal dengan pendapatnya “Heliosentris”, yaitu bahwa bumi dan semua planet
bergerak mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat.
iii. Tycho Brahe (1546-1601),
yang merupakan penemu benda-benda angkasa, yang membuktikan benda-benda angkasa
tersebut terapung bebas dalam ruang angkasa.
iv. Johannes Keppler (1571-1630),
sebagai ahli matematika, namun melanjutkan penelitian dari Brahe tentang gerak
benda-benda angkasa.
v. Galileo Galilei (1546-1642),
menciptakan sebuah teropong bintang terbesar yang dapat mengamati beberapa peristiwa
angkasa secara langsung.
e. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)
Zaman ini sudah mulai pada abad
XIV yaitu pada zaman Renaissance, yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan
ilmu pengetahuan, berarti ilmu pengetahuan berkembang baik pada masa ini.
Tokoh-tokoh pada zaman ini antara lain :
i. Rene Descrates (1596-1650),
yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti yang
menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
ii. Issac Newton (1643-1727),
yang menemukan beberapa bidang, seperti: 1) Teori Gravitasi, 2) Perhitungan
kalkulus, dan 3) Metode tentang Optika.
iii. Charles Darwin, yang
berpendapat bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki
peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, dan sebaliknya
pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
iv. J.J. Thompson (1897),
menemukan elektron yang merutuhkan teori bahwa atom adalah meteri terkecil.
Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.
f. Zaman Kontemporer (Abad
XX-sekarang)
Pada zaman ini, Fisika menempati
kedudukan yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para
Filsuf. Menurut Trout (1993), fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan
yang subyek materinya mengandung unsur-unsur fisika dengan filsafat secara
historis menurutnya terlihat dalam dua cara, yaitu:
Ø Diskusi filosofis mengenai
metode-metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang
fisika.
Ø Ajaran filsafat tradisional
yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang dan waktu.
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam NAMA: USEP BENI HUSAENI
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam
NIM: 10SP277042
PRODI:S1 KEPERAWATAN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH
SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad
XV-VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno merupakan
zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai sekarang,
namun masih menggunakan batu sebagai peralatan. Adapun sisa peradaban manusia
yang ditemukan pada zaman ini antara lain: peralatan dari batu, tulang belulang
hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar di gua-gua, tempat-tempat
penguburan dan tulang belulang manusia purba. Pada zaman ini ditemukan pula
alat-alat yang mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan
pembelah, alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dan lain-lain.
Benda-benda tersebut terus mengalami perbaikan dan kemajuan dalam proses trial
and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan waktu lama. Antara
abad XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk
membuat peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat
dilihat melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani,
Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan Eropa, dimana perkembangan terhadap
teknik yang diterapkan di Eropa, Cina pada abad ke XV SM telah mengembangkan
teknik peralatan perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada
abad ke V SM. India memberikan perkembangan yang besar dalam perkembangan
matematika dengan penemuan bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi
oleh raja Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak
perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.
b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II
SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai
zaman keemasan filasafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pada masa ini, Yunani dianggap sebagai
gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Masa
itu telah merangsang orang untuk bersikap senang menyelidiki sesuatu secara
kritis, sehingga banyak menghasilkan ahli pikir, seperti:
Ø Thales: mengemukakan bahwa alam
semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air.
Ø Pythagoras, yang terkenal
sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur serta dikenal pula dengan penemuannya
tentang ilmu ukur aritmatik.
Ø Herakleitos: berpendapat bahwa
api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena
menurutnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia
alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap
definit atau sempurna.
Ø Parmenides: adalah filsuf
pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut “metafisika”. Pendapat
Parmenides yang terkenal adalah “yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates: sumber utama untuk
menentukan pikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah muridnya yang
bernama Plato. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah metode yang dikenal
dengan Maicutike Telehne (Ilmu Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk
melahirkan kebenaran.
Ø Democritus: dikenal debagai
Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini
sesungguhnya terdiri atas atom-atom yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Ø Plato: adalah filsuf yang
pertama kali membangkitkan persoalan Being (ada) dan mempertentangkannya dengan
Becoming (hal menjadi). Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan
pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta,
hasrat, kesamaan dan kesatuan.
Ø Aristoteles: adalah murid Plato
yang meneruskan sekaligus menolak ajaran Plato, dan ajarannya dapat diklasifikasikan
ke dalam tiga bidang:
i. Metafisika: adalah studi
tentang “ada sebagai ada”, yang lebih komprehensif dan fundamental dari ilmu
pengetahuan.
ii. Logika: penarikan kesimpulan
berdasarkan susunan pikir (Syllogisme).
iii. Biologi: pengamatan untuk
pembuktian kebenaran pada ilmu-ilmu empirik.
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman Pertengahan (Midle Age)
ditandai dengan tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam,
terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan
astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan
sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah
medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan
penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
i. Menerjemahkan peninggalan
bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti
sekarang ini.
ii. Memperluas pengamatan dalam
lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan
ilmu tumbuh-tumbuhan.
iii. Menegaskan sistem desimal
dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan
Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa
karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium,
Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada
kebudayaan Eropa.
d. Zaman Renaissance (Abad
XIV-XVII M)
“Renaissance” berarti kelahiran
kembali. Zaman Renaissance pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika
kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada
zaman ini, pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Pada zaman Renaissance
ini ilmu pengetahuan sudah berkembang, dari tokoh-tokoh seperti :
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
ii. Corpenicus (1473-1543),
terkenal dengan pendapatnya “Heliosentris”, yaitu bahwa bumi dan semua planet
bergerak mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat.
iii. Tycho Brahe (1546-1601),
yang merupakan penemu benda-benda angkasa, yang membuktikan benda-benda angkasa
tersebut terapung bebas dalam ruang angkasa.
iv. Johannes Keppler (1571-1630),
sebagai ahli matematika, namun melanjutkan penelitian dari Brahe tentang gerak
benda-benda angkasa.
v. Galileo Galilei (1546-1642),
menciptakan sebuah teropong bintang terbesar yang dapat mengamati beberapa peristiwa
angkasa secara langsung.
e. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)
Zaman ini sudah mulai pada abad
XIV yaitu pada zaman Renaissance, yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan
ilmu pengetahuan, berarti ilmu pengetahuan berkembang baik pada masa ini.
Tokoh-tokoh pada zaman ini antara lain :
i. Rene Descrates (1596-1650),
yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti yang
menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
ii. Issac Newton (1643-1727),
yang menemukan beberapa bidang, seperti: 1) Teori Gravitasi, 2) Perhitungan
kalkulus, dan 3) Metode tentang Optika.
iii. Charles Darwin, yang
berpendapat bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki
peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, dan sebaliknya
pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
iv. J.J. Thompson (1897),
menemukan elektron yang merutuhkan teori bahwa atom adalah meteri terkecil.
Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.
f. Zaman Kontemporer (Abad
XX-sekarang)
Pada zaman ini, Fisika menempati
kedudukan yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para
Filsuf. Menurut Trout (1993), fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan
yang subyek materinya mengandung unsur-unsur fisika dengan filsafat secara
historis menurutnya terlihat dalam dua cara, yaitu:
Ø Diskusi filosofis mengenai
metode-metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang
fisika.
Ø Ajaran filsafat tradisional
yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang dan waktu.
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam NAMA: USEP BENI HUSAENI
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam
NIM: 10SP277042
PRODI:S1 KEPERAWATAN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH
SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad
XV-VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno merupakan
zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai sekarang,
namun masih menggunakan batu sebagai peralatan. Adapun sisa peradaban manusia
yang ditemukan pada zaman ini antara lain: peralatan dari batu, tulang belulang
hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar di gua-gua, tempat-tempat
penguburan dan tulang belulang manusia purba. Pada zaman ini ditemukan pula
alat-alat yang mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan
pembelah, alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dan lain-lain.
Benda-benda tersebut terus mengalami perbaikan dan kemajuan dalam proses trial
and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan waktu lama. Antara
abad XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk
membuat peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat
dilihat melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani,
Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan Eropa, dimana perkembangan terhadap
teknik yang diterapkan di Eropa, Cina pada abad ke XV SM telah mengembangkan
teknik peralatan perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada
abad ke V SM. India memberikan perkembangan yang besar dalam perkembangan
matematika dengan penemuan bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi
oleh raja Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak
perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.
b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II
SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai
zaman keemasan filasafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pada masa ini, Yunani dianggap sebagai
gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Masa
itu telah merangsang orang untuk bersikap senang menyelidiki sesuatu secara
kritis, sehingga banyak menghasilkan ahli pikir, seperti:
Ø Thales: mengemukakan bahwa alam
semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air.
Ø Pythagoras, yang terkenal
sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur serta dikenal pula dengan penemuannya
tentang ilmu ukur aritmatik.
Ø Herakleitos: berpendapat bahwa
api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena
menurutnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia
alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap
definit atau sempurna.
Ø Parmenides: adalah filsuf
pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut “metafisika”. Pendapat
Parmenides yang terkenal adalah “yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates: sumber utama untuk
menentukan pikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah muridnya yang
bernama Plato. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah metode yang dikenal
dengan Maicutike Telehne (Ilmu Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk
melahirkan kebenaran.
Ø Democritus: dikenal debagai
Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini
sesungguhnya terdiri atas atom-atom yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Ø Plato: adalah filsuf yang
pertama kali membangkitkan persoalan Being (ada) dan mempertentangkannya dengan
Becoming (hal menjadi). Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan
pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta,
hasrat, kesamaan dan kesatuan.
Ø Aristoteles: adalah murid Plato
yang meneruskan sekaligus menolak ajaran Plato, dan ajarannya dapat diklasifikasikan
ke dalam tiga bidang:
i. Metafisika: adalah studi
tentang “ada sebagai ada”, yang lebih komprehensif dan fundamental dari ilmu
pengetahuan.
ii. Logika: penarikan kesimpulan
berdasarkan susunan pikir (Syllogisme).
iii. Biologi: pengamatan untuk
pembuktian kebenaran pada ilmu-ilmu empirik.
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman Pertengahan (Midle Age)
ditandai dengan tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam,
terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan
astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan
sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah
medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan
penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
i. Menerjemahkan peninggalan
bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti
sekarang ini.
ii. Memperluas pengamatan dalam
lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan
ilmu tumbuh-tumbuhan.
iii. Menegaskan sistem desimal
dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan
Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa
karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium,
Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada
kebudayaan Eropa.
d. Zaman Renaissance (Abad
XIV-XVII M)
“Renaissance” berarti kelahiran
kembali. Zaman Renaissance pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika
kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada
zaman ini, pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Pada zaman Renaissance
ini ilmu pengetahuan sudah berkembang, dari tokoh-tokoh seperti :
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
ii. Corpenicus (1473-1543),
terkenal dengan pendapatnya “Heliosentris”, yaitu bahwa bumi dan semua planet
bergerak mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat.
iii. Tycho Brahe (1546-1601),
yang merupakan penemu benda-benda angkasa, yang membuktikan benda-benda angkasa
tersebut terapung bebas dalam ruang angkasa.
iv. Johannes Keppler (1571-1630),
sebagai ahli matematika, namun melanjutkan penelitian dari Brahe tentang gerak
benda-benda angkasa.
v. Galileo Galilei (1546-1642),
menciptakan sebuah teropong bintang terbesar yang dapat mengamati beberapa peristiwa
angkasa secara langsung.
e. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)
Zaman ini sudah mulai pada abad
XIV yaitu pada zaman Renaissance, yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan
ilmu pengetahuan, berarti ilmu pengetahuan berkembang baik pada masa ini.
Tokoh-tokoh pada zaman ini antara lain :
i. Rene Descrates (1596-1650),
yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti yang
menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
ii. Issac Newton (1643-1727),
yang menemukan beberapa bidang, seperti: 1) Teori Gravitasi, 2) Perhitungan
kalkulus, dan 3) Metode tentang Optika.
iii. Charles Darwin, yang
berpendapat bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki
peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, dan sebaliknya
pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
iv. J.J. Thompson (1897),
menemukan elektron yang merutuhkan teori bahwa atom adalah meteri terkecil.
Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.
f. Zaman Kontemporer (Abad
XX-sekarang)
Pada zaman ini, Fisika menempati
kedudukan yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para
Filsuf. Menurut Trout (1993), fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan
yang subyek materinya mengandung unsur-unsur fisika dengan filsafat secara
historis menurutnya terlihat dalam dua cara, yaitu:
Ø Diskusi filosofis mengenai
metode-metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang
fisika.
Ø Ajaran filsafat tradisional
yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang dan waktu.
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam