Minggu, 09 Oktober 2011

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER

 NAMA: USEP BENI HUSAENI
NIM: 10SP277042
PRODI:S1 KEPERAWATAN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad XV-VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno merupakan zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai sekarang, namun masih menggunakan batu sebagai peralatan. Adapun sisa peradaban manusia yang ditemukan pada zaman ini antara lain: peralatan dari batu, tulang belulang hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar di gua-gua, tempat-tempat penguburan dan tulang belulang manusia purba. Pada zaman ini ditemukan pula alat-alat yang mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan pembelah, alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dan lain-lain. Benda-benda tersebut terus mengalami perbaikan dan kemajuan dalam proses trial and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan waktu lama. Antara abad XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk membuat peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat dilihat melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani, Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan Eropa, dimana perkembangan terhadap teknik yang diterapkan di Eropa, Cina pada abad ke XV SM telah mengembangkan teknik peralatan perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada abad ke V SM. India memberikan perkembangan yang besar dalam perkembangan matematika dengan penemuan bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh raja Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.


b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai zaman keemasan filasafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pada masa ini, Yunani dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Masa itu telah merangsang orang untuk bersikap senang menyelidiki sesuatu secara kritis, sehingga banyak menghasilkan ahli pikir, seperti:
Ø Thales: mengemukakan bahwa alam semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air.
Ø Pythagoras, yang terkenal sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur serta dikenal pula dengan penemuannya tentang ilmu ukur aritmatik.
Ø Herakleitos: berpendapat bahwa api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena menurutnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap definit atau sempurna.
Ø Parmenides: adalah filsuf pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut “metafisika”. Pendapat Parmenides yang terkenal adalah “yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates: sumber utama untuk menentukan pikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah muridnya yang bernama Plato. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah metode yang dikenal dengan Maicutike Telehne (Ilmu Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran.
Ø Democritus: dikenal debagai Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Ø Plato: adalah filsuf yang pertama kali membangkitkan persoalan Being (ada) dan mempertentangkannya dengan Becoming (hal menjadi). Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta, hasrat, kesamaan dan kesatuan.
Ø Aristoteles: adalah murid Plato yang meneruskan sekaligus menolak ajaran Plato, dan ajarannya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang:
i. Metafisika: adalah studi tentang “ada sebagai ada”, yang lebih komprehensif dan fundamental dari ilmu pengetahuan.
ii. Logika: penarikan kesimpulan berdasarkan susunan pikir (Syllogisme).
iii. Biologi: pengamatan untuk pembuktian kebenaran pada ilmu-ilmu empirik.
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman Pertengahan (Midle Age) ditandai dengan tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
i. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini.
ii. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
iii. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa.
d. Zaman Renaissance (Abad XIV-XVII M)
“Renaissance” berarti kelahiran kembali. Zaman Renaissance pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada zaman ini, pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Pada zaman Renaissance ini ilmu pengetahuan sudah berkembang, dari tokoh-tokoh seperti :
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
ii. Corpenicus (1473-1543), terkenal dengan pendapatnya “Heliosentris”, yaitu bahwa bumi dan semua planet bergerak mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat.
iii. Tycho Brahe (1546-1601), yang merupakan penemu benda-benda angkasa, yang membuktikan benda-benda angkasa tersebut terapung bebas dalam ruang angkasa.
iv. Johannes Keppler (1571-1630), sebagai ahli matematika, namun melanjutkan penelitian dari Brahe tentang gerak benda-benda angkasa.
v. Galileo Galilei (1546-1642), menciptakan sebuah teropong bintang terbesar yang dapat mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung.
e. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)
Zaman ini sudah mulai pada abad XIV yaitu pada zaman Renaissance, yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan ilmu pengetahuan, berarti ilmu pengetahuan berkembang baik pada masa ini. Tokoh-tokoh pada zaman ini antara lain :
i. Rene Descrates (1596-1650), yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti yang menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
ii. Issac Newton (1643-1727), yang menemukan beberapa bidang, seperti: 1) Teori Gravitasi, 2) Perhitungan kalkulus, dan 3) Metode tentang Optika.
iii. Charles Darwin, yang berpendapat bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, dan sebaliknya pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
iv. J.J. Thompson (1897), menemukan elektron yang merutuhkan teori bahwa atom adalah meteri terkecil. Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.
f. Zaman Kontemporer (Abad XX-sekarang)
Pada zaman ini, Fisika menempati kedudukan yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para Filsuf. Menurut Trout (1993), fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subyek materinya mengandung unsur-unsur fisika dengan filsafat secara historis menurutnya terlihat dalam dua cara, yaitu:
Ø Diskusi filosofis mengenai metode-metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang fisika.
Ø Ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang dan waktu.
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajamNAMA: USEP BENI HUSAENI
NIM: 10SP277042
PRODI:S1 KEPERAWATAN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad XV-VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno merupakan zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai sekarang, namun masih menggunakan batu sebagai peralatan. Adapun sisa peradaban manusia yang ditemukan pada zaman ini antara lain: peralatan dari batu, tulang belulang hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar di gua-gua, tempat-tempat penguburan dan tulang belulang manusia purba. Pada zaman ini ditemukan pula alat-alat yang mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan pembelah, alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dan lain-lain. Benda-benda tersebut terus mengalami perbaikan dan kemajuan dalam proses trial and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan waktu lama. Antara abad XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk membuat peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat dilihat melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani, Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan Eropa, dimana perkembangan terhadap teknik yang diterapkan di Eropa, Cina pada abad ke XV SM telah mengembangkan teknik peralatan perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada abad ke V SM. India memberikan perkembangan yang besar dalam perkembangan matematika dengan penemuan bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh raja Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.


b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai zaman keemasan filasafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pada masa ini, Yunani dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Masa itu telah merangsang orang untuk bersikap senang menyelidiki sesuatu secara kritis, sehingga banyak menghasilkan ahli pikir, seperti:
Ø Thales: mengemukakan bahwa alam semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air.
Ø Pythagoras, yang terkenal sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur serta dikenal pula dengan penemuannya tentang ilmu ukur aritmatik.
Ø Herakleitos: berpendapat bahwa api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena menurutnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap definit atau sempurna.
Ø Parmenides: adalah filsuf pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut “metafisika”. Pendapat Parmenides yang terkenal adalah “yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates: sumber utama untuk menentukan pikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah muridnya yang bernama Plato. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah metode yang dikenal dengan Maicutike Telehne (Ilmu Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran.
Ø Democritus: dikenal debagai Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Ø Plato: adalah filsuf yang pertama kali membangkitkan persoalan Being (ada) dan mempertentangkannya dengan Becoming (hal menjadi). Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta, hasrat, kesamaan dan kesatuan.
Ø Aristoteles: adalah murid Plato yang meneruskan sekaligus menolak ajaran Plato, dan ajarannya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang:
i. Metafisika: adalah studi tentang “ada sebagai ada”, yang lebih komprehensif dan fundamental dari ilmu pengetahuan.
ii. Logika: penarikan kesimpulan berdasarkan susunan pikir (Syllogisme).
iii. Biologi: pengamatan untuk pembuktian kebenaran pada ilmu-ilmu empirik.
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman Pertengahan (Midle Age) ditandai dengan tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
i. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini.
ii. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
iii. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa.
d. Zaman Renaissance (Abad XIV-XVII M)
“Renaissance” berarti kelahiran kembali. Zaman Renaissance pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada zaman ini, pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Pada zaman Renaissance ini ilmu pengetahuan sudah berkembang, dari tokoh-tokoh seperti :
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
ii. Corpenicus (1473-1543), terkenal dengan pendapatnya “Heliosentris”, yaitu bahwa bumi dan semua planet bergerak mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat.
iii. Tycho Brahe (1546-1601), yang merupakan penemu benda-benda angkasa, yang membuktikan benda-benda angkasa tersebut terapung bebas dalam ruang angkasa.
iv. Johannes Keppler (1571-1630), sebagai ahli matematika, namun melanjutkan penelitian dari Brahe tentang gerak benda-benda angkasa.
v. Galileo Galilei (1546-1642), menciptakan sebuah teropong bintang terbesar yang dapat mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung.
e. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)
Zaman ini sudah mulai pada abad XIV yaitu pada zaman Renaissance, yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan ilmu pengetahuan, berarti ilmu pengetahuan berkembang baik pada masa ini. Tokoh-tokoh pada zaman ini antara lain :
i. Rene Descrates (1596-1650), yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti yang menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
ii. Issac Newton (1643-1727), yang menemukan beberapa bidang, seperti: 1) Teori Gravitasi, 2) Perhitungan kalkulus, dan 3) Metode tentang Optika.
iii. Charles Darwin, yang berpendapat bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, dan sebaliknya pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
iv. J.J. Thompson (1897), menemukan elektron yang merutuhkan teori bahwa atom adalah meteri terkecil. Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.
f. Zaman Kontemporer (Abad XX-sekarang)
Pada zaman ini, Fisika menempati kedudukan yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para Filsuf. Menurut Trout (1993), fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subyek materinya mengandung unsur-unsur fisika dengan filsafat secara historis menurutnya terlihat dalam dua cara, yaitu:
Ø Diskusi filosofis mengenai metode-metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang fisika.
Ø Ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang dan waktu.
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajamNAMA: USEP BENI HUSAENI
NIM: 10SP277042
PRODI:S1 KEPERAWATAN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad XV-VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno merupakan zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai sekarang, namun masih menggunakan batu sebagai peralatan. Adapun sisa peradaban manusia yang ditemukan pada zaman ini antara lain: peralatan dari batu, tulang belulang hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar di gua-gua, tempat-tempat penguburan dan tulang belulang manusia purba. Pada zaman ini ditemukan pula alat-alat yang mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan pembelah, alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dan lain-lain. Benda-benda tersebut terus mengalami perbaikan dan kemajuan dalam proses trial and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan waktu lama. Antara abad XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk membuat peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat dilihat melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani, Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan Eropa, dimana perkembangan terhadap teknik yang diterapkan di Eropa, Cina pada abad ke XV SM telah mengembangkan teknik peralatan perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada abad ke V SM. India memberikan perkembangan yang besar dalam perkembangan matematika dengan penemuan bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh raja Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.


b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai zaman keemasan filasafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pada masa ini, Yunani dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Masa itu telah merangsang orang untuk bersikap senang menyelidiki sesuatu secara kritis, sehingga banyak menghasilkan ahli pikir, seperti:
Ø Thales: mengemukakan bahwa alam semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air.
Ø Pythagoras, yang terkenal sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur serta dikenal pula dengan penemuannya tentang ilmu ukur aritmatik.
Ø Herakleitos: berpendapat bahwa api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena menurutnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap definit atau sempurna.
Ø Parmenides: adalah filsuf pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut “metafisika”. Pendapat Parmenides yang terkenal adalah “yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates: sumber utama untuk menentukan pikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah muridnya yang bernama Plato. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah metode yang dikenal dengan Maicutike Telehne (Ilmu Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran.
Ø Democritus: dikenal debagai Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Ø Plato: adalah filsuf yang pertama kali membangkitkan persoalan Being (ada) dan mempertentangkannya dengan Becoming (hal menjadi). Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta, hasrat, kesamaan dan kesatuan.
Ø Aristoteles: adalah murid Plato yang meneruskan sekaligus menolak ajaran Plato, dan ajarannya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang:
i. Metafisika: adalah studi tentang “ada sebagai ada”, yang lebih komprehensif dan fundamental dari ilmu pengetahuan.
ii. Logika: penarikan kesimpulan berdasarkan susunan pikir (Syllogisme).
iii. Biologi: pengamatan untuk pembuktian kebenaran pada ilmu-ilmu empirik.
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman Pertengahan (Midle Age) ditandai dengan tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
i. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini.
ii. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
iii. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa.
d. Zaman Renaissance (Abad XIV-XVII M)
“Renaissance” berarti kelahiran kembali. Zaman Renaissance pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada zaman ini, pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Pada zaman Renaissance ini ilmu pengetahuan sudah berkembang, dari tokoh-tokoh seperti :
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
ii. Corpenicus (1473-1543), terkenal dengan pendapatnya “Heliosentris”, yaitu bahwa bumi dan semua planet bergerak mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat.
iii. Tycho Brahe (1546-1601), yang merupakan penemu benda-benda angkasa, yang membuktikan benda-benda angkasa tersebut terapung bebas dalam ruang angkasa.
iv. Johannes Keppler (1571-1630), sebagai ahli matematika, namun melanjutkan penelitian dari Brahe tentang gerak benda-benda angkasa.
v. Galileo Galilei (1546-1642), menciptakan sebuah teropong bintang terbesar yang dapat mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung.
e. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)
Zaman ini sudah mulai pada abad XIV yaitu pada zaman Renaissance, yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan ilmu pengetahuan, berarti ilmu pengetahuan berkembang baik pada masa ini. Tokoh-tokoh pada zaman ini antara lain :
i. Rene Descrates (1596-1650), yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti yang menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
ii. Issac Newton (1643-1727), yang menemukan beberapa bidang, seperti: 1) Teori Gravitasi, 2) Perhitungan kalkulus, dan 3) Metode tentang Optika.
iii. Charles Darwin, yang berpendapat bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, dan sebaliknya pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
iv. J.J. Thompson (1897), menemukan elektron yang merutuhkan teori bahwa atom adalah meteri terkecil. Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.
f. Zaman Kontemporer (Abad XX-sekarang)
Pada zaman ini, Fisika menempati kedudukan yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para Filsuf. Menurut Trout (1993), fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subyek materinya mengandung unsur-unsur fisika dengan filsafat secara historis menurutnya terlihat dalam dua cara, yaitu:
Ø Diskusi filosofis mengenai metode-metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang fisika.
Ø Ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang dan waktu.
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajamNAMA: USEP BENI HUSAENI
NIM: 10SP277042
PRODI:S1 KEPERAWATAN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad XV-VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno merupakan zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai sekarang, namun masih menggunakan batu sebagai peralatan. Adapun sisa peradaban manusia yang ditemukan pada zaman ini antara lain: peralatan dari batu, tulang belulang hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar di gua-gua, tempat-tempat penguburan dan tulang belulang manusia purba. Pada zaman ini ditemukan pula alat-alat yang mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan pembelah, alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dan lain-lain. Benda-benda tersebut terus mengalami perbaikan dan kemajuan dalam proses trial and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan waktu lama. Antara abad XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk membuat peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat dilihat melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani, Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan Eropa, dimana perkembangan terhadap teknik yang diterapkan di Eropa, Cina pada abad ke XV SM telah mengembangkan teknik peralatan perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada abad ke V SM. India memberikan perkembangan yang besar dalam perkembangan matematika dengan penemuan bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh raja Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.


b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai zaman keemasan filasafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pada masa ini, Yunani dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Masa itu telah merangsang orang untuk bersikap senang menyelidiki sesuatu secara kritis, sehingga banyak menghasilkan ahli pikir, seperti:
Ø Thales: mengemukakan bahwa alam semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air.
Ø Pythagoras, yang terkenal sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur serta dikenal pula dengan penemuannya tentang ilmu ukur aritmatik.
Ø Herakleitos: berpendapat bahwa api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena menurutnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap definit atau sempurna.
Ø Parmenides: adalah filsuf pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut “metafisika”. Pendapat Parmenides yang terkenal adalah “yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates: sumber utama untuk menentukan pikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah muridnya yang bernama Plato. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah metode yang dikenal dengan Maicutike Telehne (Ilmu Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran.
Ø Democritus: dikenal debagai Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Ø Plato: adalah filsuf yang pertama kali membangkitkan persoalan Being (ada) dan mempertentangkannya dengan Becoming (hal menjadi). Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta, hasrat, kesamaan dan kesatuan.
Ø Aristoteles: adalah murid Plato yang meneruskan sekaligus menolak ajaran Plato, dan ajarannya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang:
i. Metafisika: adalah studi tentang “ada sebagai ada”, yang lebih komprehensif dan fundamental dari ilmu pengetahuan.
ii. Logika: penarikan kesimpulan berdasarkan susunan pikir (Syllogisme).
iii. Biologi: pengamatan untuk pembuktian kebenaran pada ilmu-ilmu empirik.
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman Pertengahan (Midle Age) ditandai dengan tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
i. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini.
ii. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
iii. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa.
d. Zaman Renaissance (Abad XIV-XVII M)
“Renaissance” berarti kelahiran kembali. Zaman Renaissance pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada zaman ini, pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Pada zaman Renaissance ini ilmu pengetahuan sudah berkembang, dari tokoh-tokoh seperti :
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
ii. Corpenicus (1473-1543), terkenal dengan pendapatnya “Heliosentris”, yaitu bahwa bumi dan semua planet bergerak mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat.
iii. Tycho Brahe (1546-1601), yang merupakan penemu benda-benda angkasa, yang membuktikan benda-benda angkasa tersebut terapung bebas dalam ruang angkasa.
iv. Johannes Keppler (1571-1630), sebagai ahli matematika, namun melanjutkan penelitian dari Brahe tentang gerak benda-benda angkasa.
v. Galileo Galilei (1546-1642), menciptakan sebuah teropong bintang terbesar yang dapat mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung.
e. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)
Zaman ini sudah mulai pada abad XIV yaitu pada zaman Renaissance, yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan ilmu pengetahuan, berarti ilmu pengetahuan berkembang baik pada masa ini. Tokoh-tokoh pada zaman ini antara lain :
i. Rene Descrates (1596-1650), yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti yang menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
ii. Issac Newton (1643-1727), yang menemukan beberapa bidang, seperti: 1) Teori Gravitasi, 2) Perhitungan kalkulus, dan 3) Metode tentang Optika.
iii. Charles Darwin, yang berpendapat bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, dan sebaliknya pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
iv. J.J. Thompson (1897), menemukan elektron yang merutuhkan teori bahwa atom adalah meteri terkecil. Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.
f. Zaman Kontemporer (Abad XX-sekarang)
Pada zaman ini, Fisika menempati kedudukan yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para Filsuf. Menurut Trout (1993), fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subyek materinya mengandung unsur-unsur fisika dengan filsafat secara historis menurutnya terlihat dalam dua cara, yaitu:
Ø Diskusi filosofis mengenai metode-metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang fisika.
Ø Ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang dan waktu.
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajamNAMA: USEP BENI HUSAENI
NIM: 10SP277042
PRODI:S1 KEPERAWATAN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DARI ZAMAN PRASEJARAH SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER
a. Zaman Pra-Yunani Kuno (Abad XV-VII SM)
Zaman pra-Yunani Kuno merupakan zaman ketika manusia belum mengenal peralatan seperti yang kita pakai sekarang, namun masih menggunakan batu sebagai peralatan. Adapun sisa peradaban manusia yang ditemukan pada zaman ini antara lain: peralatan dari batu, tulang belulang hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar di gua-gua, tempat-tempat penguburan dan tulang belulang manusia purba. Pada zaman ini ditemukan pula alat-alat yang mirip satu sama lain, misalnya kapak sebagai alat pemotong dan pembelah, alat dari tulang yang menyerupai jarum untuk menjahit, dan lain-lain. Benda-benda tersebut terus mengalami perbaikan dan kemajuan dalam proses trial and error dan uji coba yang dilakukan manusia yang memakan waktu lama. Antara abad XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk membuat peralatan-peralatan.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat dilihat melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani, Babylonia, Mesir, Cina, Timur Tengah dan Eropa, dimana perkembangan terhadap teknik yang diterapkan di Eropa, Cina pada abad ke XV SM telah mengembangkan teknik peralatan perunggu, peralatan besi sebagai perangkat perang dikenal pada abad ke V SM. India memberikan perkembangan yang besar dalam perkembangan matematika dengan penemuan bilangan desimal, pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh raja Asoka telah menyumbangkan sistem bilangan yang menjadi titik tolak perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
Salah satu ciri pada zaman ini adalah warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Pada masa ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one corespondency atau map process, hal ini menyerupai anak-anak yang belajar berhitung dengan jari-jarinya. Selain itu manusia sudah mulai memperhatikan alam sebagai suatu proses alam sehingga lama-kelamaan mereka menemukan hal-hal yang berkaitan dengan astronomi. Zaman pra-Yunani Kuno ini ditandai oleh lima kemampuan sebagai berikut: 1) Know How dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; 2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman pengalaman itu dapat diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind; 3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam; 4) Kemampuan menulis, berhitung dan menyusun kalender berdasarkan sintesa; 5) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa sebelumnya.


b. Zaman Yunani Kuno (Abad VII-II SM)
Pada zaman ini dipandang sebagai zaman keemasan filasafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pada masa ini, Yunani dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat karena tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Masa itu telah merangsang orang untuk bersikap senang menyelidiki sesuatu secara kritis, sehingga banyak menghasilkan ahli pikir, seperti:
Ø Thales: mengemukakan bahwa alam semesta itu adalah air karena tidak ada kehidupan tanpa air.
Ø Pythagoras, yang terkenal sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur serta dikenal pula dengan penemuannya tentang ilmu ukur aritmatik.
Ø Herakleitos: berpendapat bahwa api merupakan asas pertama yang merupakan dasar segala sesuatu yang ada karena menurutnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap, tidak ada sesuatu apapun yang dianggap definit atau sempurna.
Ø Parmenides: adalah filsuf pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang disebut “metafisika”. Pendapat Parmenides yang terkenal adalah “yang ada, ada dan yang tidak ada, tidak ada”.
Ø Socrates: sumber utama untuk menentukan pikirannya yang dikenal melalui dialog-dialog adalah muridnya yang bernama Plato. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah metode yang dikenal dengan Maicutike Telehne (Ilmu Kebidanan) yaitu suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran.
Ø Democritus: dikenal debagai Bapak Atom pertama yang memperkenalkan konsep atom bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Ø Plato: adalah filsuf yang pertama kali membangkitkan persoalan Being (ada) dan mempertentangkannya dengan Becoming (hal menjadi). Tujuan utama filsafat menurut Plato adalah penyelidikan pada entitas, seperti apa yang dimaksudkan dengan keadilan, kecantikan, cinta, hasrat, kesamaan dan kesatuan.
Ø Aristoteles: adalah murid Plato yang meneruskan sekaligus menolak ajaran Plato, dan ajarannya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang:
i. Metafisika: adalah studi tentang “ada sebagai ada”, yang lebih komprehensif dan fundamental dari ilmu pengetahuan.
ii. Logika: penarikan kesimpulan berdasarkan susunan pikir (Syllogisme).
iii. Biologi: pengamatan untuk pembuktian kebenaran pada ilmu-ilmu empirik.
c. Pertengahan (Abad II-XIV M)
Zaman Pertengahan (Midle Age) ditandai dengan tampilnya para theolog di bidang ilmu pengetahuan, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
i. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini.
ii. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
iii. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan Barat selama Perang Salib sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa.
d. Zaman Renaissance (Abad XIV-XVII M)
“Renaissance” berarti kelahiran kembali. Zaman Renaissance pada abad ke XIV-XVII M merupakan zaman peralihan ketika kebudayaan dari abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Pada zaman ini, pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Pada zaman Renaissance ini ilmu pengetahuan sudah berkembang, dari tokoh-tokoh seperti :
i. Roger Bacon (1214-1294), yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Beliau juga mengajarkan pengalaman sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
ii. Corpenicus (1473-1543), terkenal dengan pendapatnya “Heliosentris”, yaitu bahwa bumi dan semua planet bergerak mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat.
iii. Tycho Brahe (1546-1601), yang merupakan penemu benda-benda angkasa, yang membuktikan benda-benda angkasa tersebut terapung bebas dalam ruang angkasa.
iv. Johannes Keppler (1571-1630), sebagai ahli matematika, namun melanjutkan penelitian dari Brahe tentang gerak benda-benda angkasa.
v. Galileo Galilei (1546-1642), menciptakan sebuah teropong bintang terbesar yang dapat mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung.
e. Zaman Modern (Abad XVII-XIX M)
Zaman ini sudah mulai pada abad XIV yaitu pada zaman Renaissance, yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan ilmu pengetahuan, berarti ilmu pengetahuan berkembang baik pada masa ini. Tokoh-tokoh pada zaman ini antara lain :
i. Rene Descrates (1596-1650), yang dikenal dengan Bapak filsafat modern dan juga seorang ahli ilmu pasti yang menemukan sistem koordinat, yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
ii. Issac Newton (1643-1727), yang menemukan beberapa bidang, seperti: 1) Teori Gravitasi, 2) Perhitungan kalkulus, dan 3) Metode tentang Optika.
iii. Charles Darwin, yang berpendapat bahwa makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, dan sebaliknya pendapatnya ini dikenal dengan teori evolusi.
iv. J.J. Thompson (1897), menemukan elektron yang merutuhkan teori bahwa atom adalah meteri terkecil. Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisika Nuklir.
f. Zaman Kontemporer (Abad XX-sekarang)
Pada zaman ini, Fisika menempati kedudukan yang paling tinggi di antara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para Filsuf. Menurut Trout (1993), fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subyek materinya mengandung unsur-unsur fisika dengan filsafat secara historis menurutnya terlihat dalam dua cara, yaitu:
Ø Diskusi filosofis mengenai metode-metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang fisika.
Ø Ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, serta ruang dan waktu.
Pada abad XX, Albert Einstein manyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Seorang fisikawan, Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita yang tampak menjauhi bumi. Ia mengambil kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita (Bima Sakti). Selain teori fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti komputer, berbagai satelit, internet dan lain sebagainya. Juga terjadi perkembangan pesat dalam spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam

Mobilitas dan Imobilitas

Mobilitas dan Imobilitas Share BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam bab ini akan dibahas tentang mobilitas dan imobilitas. Salah satu ilmu pengetahuan dan ketrampilan adalah mekanika tubuh, suatu istilah yang dgunakan untuk meggambarkan usaha dalam mengordinasikan system muskuloskeleta dan saraf. Mobilitas mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Imobilisasi mengacu pada ketidak mampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. B. Tujuan Tujuan dari pembuatan paper ini adalah supaya mahasiswa lebih mengetahui tentang mobilitas dan imobilitas. Seperti mengekspresikan emosi dengan gerak nonverbal,pertahanan diri,pemenuhan kebutuhan dasar,aktivitas hidup sehari-hari, dan kegiatan rekreasi. BAB II ISI A. Pengertian Mobilitas dalam kamus kedokteran dapat di artikan sebagai daya gerak. Atau suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan tindak bergerak dengan bebas (Kasier, 1989). Sedangkan imobilitas keadaan individu mengalami ketidakmampuan / keterbatasan gerak fisik secara aktif akibat berbagai penyakit / impairment. Atau dapat di artika sebagai suatu keadaan tidak bergerak / tirah baring yang terus-menerus selama 5 hari / lebih akibat perubahan sindrom degenerasi fisiologis akibat menurunya aktivitas dan ketidakberdayaan. B.Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi: 1. Gaya hidup Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Pengetahuan kesehatan tentang mobilitas akan menyebabkan seseorang melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat. Contoh: gaya berjalan seorang ABRI akan berbeda dengan gaya berjalan seorang perawat. 2. Prosess penyakit dan Injuri Adanya penyakit tertentu yang diderita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya. Contoh : sesereorang yang patah tulang akan kesulitan untuk mobilisasi dengan bebas. 3. Kebudayaan Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktivitas. Contoh : seorang anak desa yang biasa berjalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa memakai motor dalam segala keperluannya 4. Tingkat Energi Untuk bermobilisasi diperlukan tenaga atau energi. Contoh : seseorang yang sedang sakit berbeda mobilitasnya dengan orang yanng sehat. 5. Usia dan Status Perkembangan Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda dengan kelincahannya dibandingkan dengan anak yang jarang sakit. C. Efek fisilogis dari perubahan mobilitas Apabila ada perubahan mobilisasi, setiap system tubuh beresiko terjadi gangguan. Tingkat keparahan tergantung pada umur klien dan kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta tingkat imobilisasi yang di alami. a.) Perubahan Metabolik. Sistem endokrin merupakan produksi hormon sekresi kelenjar, mempertahankan dan mengatur fungsi vital seperti 1. respon terhadap stress dan cedera 2. pertumbuhan dan perkembangan 3. reproduksi 4. metabolisme energi b.) Perubahan sistem respirator. Klien pasca operasi berisiko tinggi mengalami koplikasi paru-paru. Komplikasi paru-paru yang paling umum adalah atelektasis dan pneumonia hipostatik. Pada atelektasis bronkiolus menjadi tertutup oleh adanya sekresi. c.) Perubahan Sistem Kardiovaskuler. Sietem kardiovaskuler juga dipengaruhi oleh imobilisasi. Ada tiga perubahan utama yaitu hipotensi ortostatik, peningkatan kerja jantung dan pembentukan trombus. d.) Peruabahan Sistem muskuloskeletal. Pada sistem muskuloskeletal meliputi gangguan mobilisasi permanen. Keterbatasan mobilisasi mempengruhi otot klien melalui kehilangan daya tahan penurunan masa otot, atrofi, dan penurunan stabilitas. Pengaruh lain dari keterbatasan mobilisasi yang mempengaruhi sistem skeletal adalah gangguan metabolisme kalsium danj gangguan metabolisme sendi. e.) Perubahan Eliminasi Urine. Eliminasi urine klien berubah oleh karena adanya imobilisasi pada posisi tegak lurus, urine mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk kedalam ureter dan kandung kemih akibat gaya gravitasi. Jika klien dalam recumbent atau datar, ginjal dan ureter membentuk garis datar seperti pesawat. Ginjal yang membentuk urine harus masuk kedalam kandung kemih melawan gaya gravitasi. D. Efek Psikologis dari Perubahan Mobilisasi Mobilisasi menyebabkan respons emosional, intelektual, sensorik, dan sosiokultural. Perubahan status emosional biasa terjadi bertahap. Bagaimana pun juga lansia lebih rentan terhadap perubahan-perubahan tersebut, sehingga perawat harus mengopserfasi lebih dini. Perubahan emosional paling umum adalah deperesi, perubahan perilaku, perubahan siklus tidur bangun dan gangguan koping. E. Fungsi Imobilitas Sebagai Program Terapi 1. Upaya mencegah terjadinya masalah akibat kurangnya mobilisasi. a. Perbaikan status gizi b. Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan body aligment (stuktur tubuh) c. Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari terjadinya keterbatasan gerak tubuh). 2. Mengetahui Perubahan Perkembangan dari Bayi, anak usia pra sekolah dan sekolah,Remaja, Dewasa, Lansia. F. Tingkatan Imobilisasi 1. Fisiologis 2. Psikologis 3. Terapi BAB III PENUTUP Demikian makalah yang kami buat, mungkin makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat kami perlukan. A. Kesimpulan Pada sel yang merupakan penyusun terkecil makhluk hidup memepunyai siklus hidup. Pada siklus sel dapat dibedakan menjadi dua fase, yaitu fase pembelahan atau fase mitosis dan fase pertumbuhan atau interfase. Pada fase mitosis terjadi melalui empat fase yaitu : a. Profase b. Metafisis c. Anafase d. Telofase